Gatal tak lagi dirasakannya meski beberapa semut berjalan berderet-deret melewati punggung kaki dan beringsut menuju remahan nasi tak jauh dari kakinya. Kaki-kaki kekar tanpa alas berjalan mondar-mandir melangkah di antara sepasang kaki telentang.
Sepasang kaki itu sangat kotor, hitam, penuh bekas luka koreng dan kapalan, tapi terlihat kuat. Kaki itu tak pernah mengeluh meski dini hari tadi harus berjalan puluhan kilometer menuju pangkalan pick-up yang siap mengantarnya ke pasar. Continue reading Pasar dan Sepasang Kaki